Saturday, 18 May 2013

Wigan: Romantisme Ideal yang Belum Selesai

*)dalipin's story, detik com, 16 Mei 2013

Yusuf Arifin

Klub sepakbola semacam Wigan Athletic adalah sebuah noktah kesialan dalam perjalanan sejarah. Sekian macam ketidakberuntungan menyertai keberadaan klub ini.

Hilangnya Sebuah Kepastian

*)dalipin's story, detik com, 10 Mei 2013

Yusuf Arifin

Pagi itu penggemar Manchester United bangun dengan mewujudnya sebuah kekhawatiran, Sir Alex Ferguson mundur. Ada kesedihan, gelisah, galau, kelu dan bahkan lelaki dewasa dengan tak malu menangisi kepergiannya.

Derby Merseyside: Jangan Belah Kota Kami

*)dalipin's story, detik com, 3 Mei 2013

Yusuf Arifin

Derby Merseyside adalah derby paling menjengkelkan buat saya. Niat untuk menonton langsung tak pernah kesampaian. Setidaknya tiga kali saya sudah datang ke stadion, sekali di Anfield dan dua kali di Goodison Park, tiga kali pula saya mundur teratur.

Saturday, 4 May 2013

Dan Kau Pikir Ini Permainan Belaka?

*)dalipin's story, detik com, 24 April 2013

Yusuf Arifin

Sepakbola lebih penting dari sekadar persoalan hidup mati, kata pelatih jenius Liverpool, Bill Shankly satu ketika. Orangpun tertawa dan mencatatnya sebagi satu lagi kutipan menggelikan dari dunia sepakbola. Seolah sebuah pembenaran akan kedangkalan berpikir dan rasa penting diri yang berlebihan.

Here Is To Pleading




Remember those butterflies I told you about
With their rainbow twisted coloured wings half cut out
Well they all went to the land of silent spring
Where the meadows are green and myth is king

44




On top of Shooter’s Hill
I am but a man wrapped in April chill
Is this how it will come to I
Spring brought freshness not but rather time to die.

Monday, 29 April 2013

Memisah Agama Dan Negara


*)Blog Dari London, BBC Seksi Indonesia, 6 Desember 2011
Yusuf Arifin
Kritik pedas yang satu ini diajukan bukan oleh pihak resmi oposisi dalam perpolitikan Inggris, tapi gaungnya lebih terasa. Walau esensinya sama, tetapi kritik ini terasa jauh lebih menghunjam ketimbang kritik yang disampaikan oleh pihak Partai Buruh yang menjadi oposisi. Sampai-sampai PM David Cameron, dan anggota kabinetnya, merasa perlu harus menjawab kritik itu di berbagai kesempatan.